Bagian Satu Managemen Pengelolaan Organisasi
A. Manajemen
sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen telah memenuhi
persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama.
B. Manajemen
yang Efektif
Membuat sesuatu sesuai
dengan tujuan organisasi, memberikan pertimbangan-pertimbangan yang memadai
sebelum bertindak agar efek negative yang diterima hanya sedikit.
C. Keterampilan
Manajer
a.
Keterampilan
Konsep
Memahami dan
mengoperasikan organisasi,
b.
Keterampilan
Manusiawi
Bekerja sama, memotivasi,
dan memimpin,
c.
Keterampilan
Teknik
Menggunakan pengetahuan,
meode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas,
d.
Keterampilan
Design
Memecahkan masalah dalam
mencarikan keuntungan-keuntungan dalam organisasi.
D. Renewal
dalam Manajemen
Manajer berusaha agar
organisasinya tidak mati, dengan
cara konsep-konsep yang ada diintroduksikan, dicobakan, direvisi, dan
dikembangkan.
Bagian Dua Manajemen Sekolah; Konsep &
Tantangan
A. Pengertian
Manajemen
Manajemen adalah melakukan
pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya
adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan
dengan sistematis dalam suatu proses.
B. Fungsi
Manajemen Pendidikan
Untuk memberikan arah pada
perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional
sekolah.
C. Pendekatan-Pendekatan
dalam Manajemen Pendidikan
1. Manajemen
adalah Kerjasama Orang-Orang
Dalam pelaksanaannya
manajemen melibatkan orang-orang dari tingkat menteri sampai tingkat sekolah
(kepala sekolah, guru, dan yang lalinnya) yang memiliki persepsi yang sama
dalam mencapai tujuan yang telah disepakati secara efektif dan efisien.
2. Manajemen
adalah Suatu Proses
Pendekatan ini menekankan
perilaku administrative, yaitu kegiatan administrasi (Planning, Organization, Commanding, Coordinating, dan Controlling).
3. Manajemen
sebagai Suatu System
Masukan > Proses
Belajar > Keluaran > Out Come.
4. Manajemen
sebagai Pengelolaan
Mengelola sumber daya
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
5. Kepemimpinan
dalam Manajemen
Manajemen dipengaruhi oleh
pemimpin. Kemimpinan dilaksanakan dengan mempengaruhi orang-orang agar mencapai
tujuan yang sama melalui himbauan, saran, bimbingan, supervise, kosultasi atau
ancaman.
6. Pengambilan
Keputusan dalam Manajemen
Merupakan inti dari
kegiatan manajemen, dan terdapat langkah-langkah dalam mengambil keputusan
yaitu sebagai berikut:
-
Menganalisis
masalah,
-
Memikirkan
alternative pemecahan masalah,
-
Memilih
alternative keputusan,
-
Menentukan
alternative yang terbaik,
-
Menetapkan
keputusan.
7. Komunikasi
dalam Manajemen
Merupakan syaraf dalam
kehidupan organisasi pendidikan. Upaya ini dilakuakanagar membuat orang-orang
yang terlibat didalamnya mengerti dan memahami tugasnya masing-masing.
8. Ketatusahaan
dalam Manajemen
Agar keterangan atau
informasi keterangan seluruh kegiatan ekolah dan dalam kesatuan hubungan antara
satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
D. Garapan
Manajemen Sekolah
1. Manajemen
Kurikulum
Membicarakan
pengorganisasian sumber-sumber yang ada disekolah sehingga manajemen kurikulum
ini dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kurikulum yang dirumuskan harus
sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan
kemajuan masyarakat.
2. Manajemen
Kesiswaan
Adalah kegiatan-kegiatan
yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan disekolah. Tujuannya menata proses
kesiswaan, meliputi perencanaan penerimaan murud baru, pembinaan siswa, dan
kelulusan.
3. Manajemen
Sarana dan Prasarana
Adalah kegiatan mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatanbagi terselenggaranya proses pendidikan
disekolah. Kegiatannya berupa:
-
Perencanaan
kebutuhan,
-
Pengadaan,
-
Penyimpanan,
-
Penginvetarisan,
-
Pemeliharaan,
-
Penghapusan.
4. Manajemen
Anggota
Kegiatannya berupa:
-
Memperoleh
dan memilih anggota,
-
Membantu
anggota menyesuaikan diri dari tugas barunya,
-
Menggunakan
anggota yang lebih efektif,
-
Menciptakan
kesempatan untuk perkembangan anggota secara berkesinambungan.
5. Manajemen
Keuangan
Dilakukan untuk mewujudkan
tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Manajemen
Sekolah dan Hubungan Masyarakat
Sekolah melakukan
komunikasi dengan masyarakat agar memahami kebutuhan pendidikan dan pembangunan
masyarakat.
7. Manajemen
Layanan Khusus
Dalam keberhasilan proses
belajar mengajar membutuhkan fasilitas lain dalam mencapainya. Oleh karenanya
manajemen layanan khusus dilakukakn untuk mendukung hal tersebut. Layanan
khusus meliputi, pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, kantin sekolah,
dan bimbingan konseling.
E. Tantangan
Manajemen Pendidikan
Salah satu permasalahannya
yaitu rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Terdapat 3 faktor penyebab mutu
pendidikan tidak meningkat, yaitu:
-
Kebijakan
dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan pendekatab education production function tidak
dilaksanakan konsekuen.
-
Penyelenggaraan
pendidikan nasional dilakukan secara birokratik sentralistik.
-
Peran
serta warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini
sangat minim.
Bagian Tiga Manajemen Sekolah
A. Pengertian
Manajemen Sekolah
Merupakan suatu kegiatan
yang memiliki nilai filosofi tinggi, dan harus mencapai tujuan sekolah secara
efektif dan efisien.
B. Manajemen
dan Kepemimpinan Sekolah
1. Manajer
Sekolah
Kepala sekolah mempunyai posisi
puncak yang mana memegang kunci keberhasilan dan mencapai tujuan sekolah yang
telah ditentukan.
2. Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Berikut beberapa mutu
personal yang esensial dan dibutuhkan dalam perspektif kepemimpinan pendidikan,
yaitu:
-
Visi
dan symbol.
-
Gaya
kepemimpinan.
-
Untuk
anak-anak.
-
Autonomi,
pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan.
-
Menciptakan
rasa kekeluargaan.
-
Rasa
sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.
3. Mengomunikasikan
Visi
Senior manajemen harus memberikan
arahan, visi, dan inspirasi. Mereka perlu mengkomunikasikan misi dan
mengalirnya melalui institusi.
4. Membudayakan
Para Guru
Memberdayakan para guru
untuk member mereka kesempatan secara maksimum guna mengembangkan belajar
siswa.
C. Menyusun
Rencana Sekolah dan Merumuskan Kebijakan
1. Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS)
Merupakan suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan
pilihan dan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang
berkualitas. Ini dilakukan supaya memberikan gambaran bahwa adanya berbagai
upaya sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan
sekolah yang ada.
Bagian Empat Manajemen Berbasis Sekolah
A. Latar
Belakang
1. Pengertian
Manajemen Berbasis Sekolah
MBS adalah model
pengelolaan yang memberikan otonomi, memberikan fleksibilitas atau keluwesan
pada sekolah, mendorong partisipasi sekolah secara langsung dari warga sekolah
dan masyarakat dan guna meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan
pendidikan nasional serta perundang-undangan yang berlaku.
2. Tujuan
Penerapan MBS
Tujuan implementasi
program MBS adalah jelas untuk mencapai peningkatan mutu dalam penyelenggaraan
pendidikan, sejalan dengan apa yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003,
pendidikan diselenggarakan dengan prinsip pemberdayaan seluruh komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.
3. Landasan
Yuridis Penerapan MBS
Secara yuridis ketetapan
lahirnya Manejemen Berbasis Sekolah di Indonesia bergulir sejak era reformasi.
Hal ini telah ditetapkan dalam peraturan perundangan tentang UU Otonomi Daerah,
UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, dan UU No 25 tentang perimbangan
kekuatan keuangan antara Pusat dan Daerah (kini disempurnakan menjadi UU No 32
tahun 2004 dan UU No 33 tahun 2004), yang telah mengubah segala peraturan dari
yang bersifat sentralistik (top
down) menjadi desentralisasi. Pemerintah pusat telah memberikan
kewenangan bagi masing-masing daerah untuk mengatur atau mengurus segalah
urusan rumah tangga daerahnya masing-masing termasuk dalm hal pendidikan.
B. Konsep
Dasar
1. Pengertian
Mutu Pendidikan
Artinya gambaran dan
karateristik menyeluruh yang menunjukan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan
yang diharapkan hal ini mencangkup input,
proses, dan output pendidikan. Denga keterangan:
-
Input :
Sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-harapan.
-
Proses : Pengambilan keputusan, pengelolaan
kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar, monitoring, dan
evaluasi.
-
Output :
Kinerja sekolah (prestasi).
2. Pola
Baru Manajemen Pendidikan Masa Depan
Dengan diterapkannya otonomi,
pengembilan keputusan partisipatif, ruang gerak luas, pendekatan profesional,
desentralistik, motivasi diri, deregulasi, memengaruhi, memfasilitasi,
mengelola resiko, menggunakan ruang seefisien mungkin, teamwork yang cerdas, informasi terbagi, pemberdayaan, organisasi
datar.
3. Konsep
Dasar Manajemen Berbasis Sekolah
Sekolah memiliki
kemandirian lebih besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran,
menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan melakukan evaluasi pelaksanaan
peningkatan mutu), memiliki fleksibilitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan
memiliki partipasi yang lebih besar dari kelompok-kelompok yang berkeppentingan
dengan sekolah.
C. Karateristik
Manajemen Berbasis Sekolah
MBS sebagai sistem,
memiliki komponen-komponen yang saling terkait secara sistematis satu sama
lain, yaitu konteks, input,
proses, output,
dan outcome.
Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa demand
dan support (permintaan
dan dukungan) yang berpengaruh pada input sekolah. Evaluasi konteks berarti
evaluasi tentang kebutuhan. Alat yang tepat untuk melakukan evaluasi konteks
adalah penilaian kebutuhan (need
assesment).
1. Output
Yang Diharapkan
Output adalah hasil nyata dari pelaksanaan
MBS. Fokus evaluasi pada output
adalah mengevaluasi sejauh mana sasaran (immediate
objectives) yang diharapkan (kualiatas, kuantitas, waktu) telah
dicapai oleh MBS. Outcome
adalah hasil MBS jangka panjang yang berbeda dengan output yang hanya mengukur
hasil MBS sesaat atau jangka pendek. Fokus evaluasi outcome adalah pada dampak MBS jangka
panjang, baik dampak individual (tamatan SMP), institusional (SMP), dan sosial
(masyarakat). Untuk melakukan evaluasi ini, pada umumnya digunakan analisis
biaya-manfaat (cost-benefit
analisys).
2. Proses
Proses adalah berubahnya
sesuatu menjadi sesuatu yang lain, dalam MBS sebagai sistem, proses terdiri
atas proses pengambilan keputusan. Proses pengelolaan kelembagaan, proses
pengelolaan program, proses belajar mengajar, proses evaluasi sekolah, dan
proses akuntabilitas. Dengan demikian, fokus evaluasi pada proses adalah
pemantauan (monitoring)
implementasi MBS sehingga dapat ditemukan informasi tentang konsistensi atau
inkonsistensi antara rancangan atau desain MBS semula dan proses implementasi
yang sebenarnya.
3. Input
Pendidikan
Input adalah segala sesuatu yang harus
tersedia dan siap karena dibutuhkan untuk melangsungkan proses. Esensi evaluasi
pada input
adalah untuk mendapatkan informasi tenatng ketersediaan dan kesiapan input sebagai prasyarat
untuk berlangsungnya proses.
D. Urusan-Urusan
yang Menjadi Kewenangan dan Tanggung Jawab Sekolah
1. Pengelolaan
Proses Belajar Mengajar
Cara-cara belajar siswa
aktif seperti active learning,
cooperative learning, dan quantum
learning perlu diterapkan.
2. Perencanaan
dan Evaluasi
Kebutuhan untuk
meningkatkan mutu sekolah harus direcanakan terlebih dahulu dan dilakukan
evaluasi yng dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan
untuk mengevaluasi hasil dari program-program yag telah dilaksanakan.
3. Pengelolaan
Kurikulum
Melakukan diservisikasi,
kurikulum, mengembangkan indicator-indikatornya, dan menyusun kurikulum satuan
pendidikan.
4. Pengelolaan
Ketenangan
Menganalisis kebutuhan,
perencanaan, rekuitmen, pengembangan, hadiah dan sanksi, hubungan kerja,
evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah.
5. Pengelolaan
Fasilitas (Peralatan dan Perlengkapan)
Pengadaan, pemeliharaan
dan perbaikan, pengembangan fasilitas.
6. Pengelolaan
Keuangan
Sekolah berhak melakukan
pengalokasian, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilalkan pendapatan.
7. Pelayanan
Siswa
Penerimaan siswa baru, pembimbingan,
penempatan untuk melanjutkan sekolah atau dunia kerja.
8. Hubungan
Sekolah dan Masyarakat
Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan keterlibatan, keperdulia, kepemilikan, dan dukungan dari
masyarakat (moral dan financial).
9. Pengelolaan
Iklim Sekolah
Berupa lingkungan sekolah
yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah.
Kesehatan sekolah dan kegiatan yang terpusat pada siswa.
E. Prakondisi
MBS
Hal-hal yang diperlukan:
-
Kapasitas
kelembagaan yang memadai,
-
Budaya
yang kondusif,
-
Memiliki
kemampuan membuat kebijakan,
-
Memiliki
system untuk mempromosikan akuntabilitas sekolah, dan
-
Dukungan
pemerintah pusat dan daerah.
F. Pelaksanaan
MBS
1. Rasional
dan Tujuan
Empat hal pokok untuk
menuju MBS:
-
Perlu
adanya perubahan peraturan perundang-undangan dibidang pendidikan saat ini.
-
Kebiasaan
berperilaku unsure-unsur sekolah perlu di sesuaikan.
-
Sekolah
yang biasa diatur perlu disesuaikan menjadi sekolah yang bermotivasi tinggi.
-
Hubungan
antar unsur-unsur dalam sekolah, antara sekolah dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidika Provinsi perlu disesuaikan.
2. Tahap-tahap
Pelaksanaan
-
Melakukan
sosialisasi MBS.
-
Memperbanyak
mitra sekolah.
-
Merumuskan
kembali aturan sekolah, peran, kebiasaan, dan hubungan unsur-unsur sekolah.
-
Menerapkan
prinsip-prinsip MBS yang baik.
-
Mengklasifikasi
fungsi dan aspek manajemen pendidikan (sekoah).
-
Meningkatkan
kapasitas sekolah.
-
Meredistribusi
kewenangan dan tanggung jawab.
-
Menyusun
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), melaksanakan, memonitor, dan
mengevaluasinya.
·
Desain
RPS
·
Implementasi
RPS
·
Evaluasi
RPS
G. Tugas
dan Fungsi Jajaran Birokrasi
Pola manajemen baru lebih
menekanka pada pemandirian dan pemberdayaan sekolah hal ini berarti sekolah
merupakan unit utama kegiatan pendidikan, sedangkan birokrasi dan unsur-unsur
lainnya merupakan unit pelayanan pendukung.
H. Monitoring
dan Evaluasi
1. Rasional
dan Tujuan
Monitoring adalah suatu
proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan MBS.
Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mendapatkan informasi yag dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan.
2. Komponen-komponen
MBS yang Dimonitor dan Dievaluasi
Komponen-komponen yang
terkait secara sistematis yaitu konteks, input,
proses, output, outcome, dan juga
pelaksanaan prinsip-prinsip MBS.
3. Jenis
Monitoring dan Evaluasi: Internal dan Eksternal
Ada 2 jenis yaitu:
-
Internal : Dilakukan oleh sekolah itu sendiri (kepala
sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, warga sekolah lainnya).
-
Eksternal : Dilakukan oleh pihak eksternal sekolah (Dinas
Pendidikan, pengawas, dan perguruan tinggi).
I. Tonggak-Tonggak
Kunci Keberhasilan Mbs
Target-target yang harus
dicapai oleh hasil MBS:
-
Pemerataan
pendidikan,
-
Efektivitas
dan efisien pendidikan,
-
Tata
pengelolaan sekolah yang baik.
Bagian Lima Pengembangan Rencana Sekolah
A. Pentingnya
Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah
1.
Pengembangan
program sekolah.
2.
Pengembangan
kurikulum tingkat pendidikan.
3.
Pengembangan
proses belajar mengajar (PMB).
4.
Pengembangan
sarana dan prasarana pendidikan.
5.
Pengembangan
manajemen.
6.
Pengembangan
sumberdaya dan pendanaan pendidikan.
7.
Pengembangan
system penilaian.
8.
Pengembangan
lingkungan sekolah.
9.
Pengembangan
budaya sekolah.
10. Pengembangan kegiatan kesiswaan.
11. Pengembangan pendidikan teknologi
dasar (PTD).
12. Pengembangan pendidikan kecakapan
hidup/PKH.
B. Proses
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah
1. Langkah-langkah
penyusunan RPS
a.
Melakukan
analisis lingkungan strategi sekolah.
b.
Melakukan
analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.
c.
Melakukan
analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada 5 tahun kedepan.
d.
Menentukan
kesenjangan antara situasi pendidikan situasi sekolah saat ini dan yang
diharapkan 5 tahun kedepan.
e.
Merumuskan
visi sekolah.
f.
Merumuskan
misi sekolah.
g.
Menentukan
strategi pelaksanaan pada sekolah.
h.
Menentukan
tonggak-tonggak kunci keberhasilan.
i.
Menentukan
rencana biaya (alokasi dana).
j.
Membuat
rencana pemantauan dan evaluasi.
C. Langkah-Langkah
Penyusunan Rencana Operasional dalam RPS
1.
Melakukan
analisis lingkungan operasional sekolah.
2.
Melakukan
analisis pendidikan sekolah saat ini.
3.
Melakukan
analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan.
4.
Menentukan
kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke
depan.
5.
Merumuskan
tujuan sekolah selama satu tahun kedepan.
6.
Mengidentifikasi
fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya.
7.
Melakukan
analisis SWOT.
8.
Merumuskan
dan mengidentifikasi alternative langkah-langkah persoalan.
9.
Menyusun
rencana program.
10. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan.
11. Menyusun rencana biaya.
12. Menyusun rencana pelaksanaan program.
13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi.
14. Membuat jadwal pelaksanaan program.
15. Menentukan penanggung jawab program/kegiatan.
D. Kriteria
RPS yang Baik
1.
Keluasan,
cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah.
2.
Keluasan,
cakupan, dan ketajaman analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.
3.
Kualitas
dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang diharapkan.
4.
Analisis
kesenian.
5.
Kelengkapan
elemen Renstra.
6.
Cakupan
jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi, dan kapasitas).
7.
Kemanfaatan
serta kesesuaian Renstra & Renop dengan permasalahan pendidikan.
8.
Kelayakan
strategi implementasi Renstra & Renop.
9.
Kelayakan
rencana monitoring & evaluasi.
10. Kecukupan, kemukhtahiran, dan
kerelevansian data.
11. Kelayakan anggaran antara rencana
pendidikan, pendapatan, dan rencana belanja.
12. Tingkat partisipasi & keinklusifan
unsure-unsur yang terkait dengan perencanaan.
13. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana
pendukung, dsb.
14. System, proses/prosedur, dan mekanisme
penyusunan RPS.
15. Kelengkapan elememen Renop.
Bagian Enam Monitoring; Evaluasi dan Pelaporan
A. Monitoring
Pelaksanaan
Bertujuan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial, apakah sudah sesuai
dengan rencana atau tidak, sejauh maa endala dan hambatan ditemui, dan
bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk mengatasi kendala dan
hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dalam sekolah potensial.
B. Evaluasi
Hasil
Bertujuan untuk:
1.
Mengetahui
tingkat keterlaksanaannya program.
2.
Mengetahui
keberhasilan program.
3.
Sebagai
bahan masukan dalam perencanaan penyelenggaraan sekolah potensial tahun
berikutnya.
4.
Memberikan
penilaian tentang kelayakan dilanjutkannya sebagai penerima dana bantuan
pembinaan.
5.
Secara
umu, melakukan pembinaan bagi sekolah potensial agar pada tahun berikutnya
diperoleh hasil yang lebih baik/meningkat secara signifikan.
C. Pelaksana
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporanya
1. Tim
Monitoring dan Evaluasi Provinsi
Dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi.
2. Tim
Monitoring dan Evaluasi Kabupaten/Kota
Dilaksanakan oleh tim ME
dari Kabupaten/Kota.
3. Laporan
Monitoring dan Evaluasi
Untuk melihat kemajuan
sekolah secara komprehensif dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang timbul atau yang terjadi di masing-masing sekolah.
D. Pelaporan
Pelaksanaan
1. Tingkat
Sekolah
Pelaporan ini berupa semua
hal yang dijalakan oleh ekolah beserta hasil-hasilnya dan termasuk penggunaan
keuangannya.
2. Tingkat
Kabupaten/Kota
Dibuat berdasarkan laporan
dari sekolah yang ada di kabupaten/kota ditempat sekolah tersebut berada.
3. Tingkat
Provinsi
Dibuat berdasarkan laporan
dari kabupaten/kota yang ada diwilayahnya, selanjutnya dikirim oleh Dinas
Pendidikan Provinsi ke pusat.
4. Tingkat
Direktorat Pembinaan SMP
Merupakan kompilasi da agregasi semua laporan dari provinsi dan pada tingkat pusat akan dipetakan sekolah-sekolah potensial di seluruh Indonesia.
Merupakan kompilasi da agregasi semua laporan dari provinsi dan pada tingkat pusat akan dipetakan sekolah-sekolah potensial di seluruh Indonesia.
Sumber: Dr.
Rohiat, M. Pd,