Saturday, February 2, 2013

Manajemen Sekolah (Teori Dasar dan Praktik)

Bagian Satu Managemen Pengelolaan Organisasi
A.   Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama.

B.   Manajemen yang Efektif
Membuat sesuatu sesuai dengan tujuan organisasi, memberikan pertimbangan-pertimbangan yang memadai sebelum bertindak agar efek negative yang diterima hanya sedikit.

C.   Keterampilan Manajer
a.    Keterampilan Konsep
Memahami dan mengoperasikan organisasi,
b.    Keterampilan Manusiawi
Bekerja sama, memotivasi, dan memimpin,
c.    Keterampilan Teknik
Menggunakan pengetahuan, meode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas,
d.    Keterampilan Design
Memecahkan masalah dalam mencarikan keuntungan-keuntungan dalam organisasi.

D.   Renewal dalam Manajemen
Manajer berusaha agar organisasinya tidak mati, dengan cara konsep-konsep yang ada diintroduksikan, dicobakan, direvisi, dan dikembangkan.

Bagian Dua Manajemen Sekolah; Konsep & Tantangan
A.   Pengertian Manajemen
Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.

B.   Fungsi Manajemen Pendidikan
Untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah.

C.   Pendekatan-Pendekatan dalam Manajemen Pendidikan
1.    Manajemen adalah Kerjasama Orang-Orang
Dalam pelaksanaannya manajemen melibatkan orang-orang dari tingkat menteri sampai tingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan yang lalinnya) yang memiliki persepsi yang sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati secara efektif dan efisien.
2.    Manajemen adalah Suatu Proses
Pendekatan ini menekankan perilaku administrative, yaitu kegiatan administrasi (Planning, Organization, Commanding, Coordinating, dan Controlling).
3.    Manajemen sebagai Suatu System
Masukan > Proses Belajar > Keluaran > Out Come.
4.    Manajemen sebagai Pengelolaan
Mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
5.    Kepemimpinan dalam Manajemen
Manajemen dipengaruhi oleh pemimpin. Kemimpinan dilaksanakan dengan mempengaruhi orang-orang agar mencapai tujuan yang sama melalui himbauan, saran, bimbingan, supervise, kosultasi atau ancaman.
6.    Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Merupakan inti dari kegiatan manajemen, dan terdapat langkah-langkah dalam mengambil keputusan yaitu sebagai berikut:
-       Menganalisis masalah,
-       Memikirkan alternative pemecahan masalah,
-       Memilih alternative keputusan,
-       Menentukan alternative yang terbaik,
-       Menetapkan keputusan.
7.    Komunikasi dalam Manajemen
Merupakan syaraf dalam kehidupan organisasi pendidikan. Upaya ini dilakuakanagar membuat orang-orang yang terlibat didalamnya mengerti dan memahami tugasnya masing-masing.
8.    Ketatusahaan dalam Manajemen
Agar keterangan atau informasi keterangan seluruh kegiatan ekolah dan dalam kesatuan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

D.   Garapan Manajemen Sekolah
1.    Manajemen Kurikulum
Membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada disekolah sehingga manajemen kurikulum ini dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan, dan kemajuan masyarakat.
2.    Manajemen Kesiswaan
Adalah kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan disekolah. Tujuannya menata proses kesiswaan, meliputi perencanaan penerimaan murud baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.
3.    Manajemen Sarana dan Prasarana
Adalah kegiatan mengatur untuk mempersiapkan segala peralatanbagi terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Kegiatannya berupa:
-       Perencanaan kebutuhan,
-       Pengadaan,
-       Penyimpanan,
-       Penginvetarisan,
-       Pemeliharaan,
-       Penghapusan.
4.    Manajemen Anggota
Kegiatannya berupa:
-       Memperoleh dan memilih anggota,
-       Membantu anggota menyesuaikan diri dari tugas barunya,
-       Menggunakan anggota yang lebih efektif,
-       Menciptakan kesempatan untuk perkembangan anggota secara berkesinambungan.
5.    Manajemen Keuangan
Dilakukan untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6.    Manajemen Sekolah dan Hubungan Masyarakat
Sekolah melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat.
7.    Manajemen Layanan Khusus
Dalam keberhasilan proses belajar mengajar membutuhkan fasilitas lain dalam mencapainya. Oleh karenanya manajemen layanan khusus dilakukakn untuk mendukung hal tersebut. Layanan khusus meliputi, pusat sumber belajar, pusat kesehatan sekolah, kantin sekolah, dan bimbingan konseling.

E.   Tantangan Manajemen Pendidikan
Salah satu permasalahannya yaitu rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Terdapat 3 faktor penyebab mutu pendidikan tidak meningkat, yaitu:
-       Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan pendekatab education production function tidak dilaksanakan konsekuen.
-       Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik sentralistik.
-       Peran serta warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.

Bagian Tiga Manajemen Sekolah
A.   Pengertian Manajemen Sekolah
Merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi, dan harus mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
B.   Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah
1.    Manajer Sekolah
Kepala sekolah mempunyai posisi puncak yang mana memegang kunci keberhasilan dan mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan.
2.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berikut beberapa mutu personal yang esensial dan dibutuhkan dalam perspektif kepemimpinan pendidikan, yaitu:
-       Visi dan symbol.
-       Gaya kepemimpinan.
-       Untuk anak-anak.
-       Autonomi, pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan.
-       Menciptakan rasa kekeluargaan.
-       Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.
3.    Mengomunikasikan Visi
Senior manajemen harus memberikan arahan, visi, dan inspirasi. Mereka perlu mengkomunikasikan misi dan mengalirnya melalui institusi.
4.    Membudayakan Para Guru
Memberdayakan para guru untuk member mereka kesempatan secara maksimum guna mengembangkan belajar siswa.

C.   Menyusun Rencana Sekolah dan Merumuskan Kebijakan
1.    Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan dan memperhitungkan sumber daya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. Ini dilakukan supaya memberikan gambaran bahwa adanya berbagai upaya sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang ada.

Bagian Empat Manajemen Berbasis Sekolah
A.   Latar Belakang
1.    Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
MBS adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi, memberikan fleksibilitas atau keluwesan pada sekolah, mendorong partisipasi sekolah secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat dan guna meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta perundang-undangan yang berlaku.
2.    Tujuan Penerapan MBS
Tujuan implementasi program MBS adalah jelas untuk mencapai peningkatan mutu dalam penyelenggaraan pendidikan, sejalan dengan apa yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan diselenggarakan dengan prinsip pemberdayaan seluruh komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
3.    Landasan Yuridis Penerapan MBS
Secara yuridis ketetapan lahirnya Manejemen Berbasis Sekolah di Indonesia bergulir sejak era reformasi. Hal ini telah ditetapkan dalam peraturan perundangan tentang UU Otonomi Daerah, UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, dan UU No 25 tentang perimbangan kekuatan keuangan antara Pusat dan Daerah (kini disempurnakan menjadi UU No 32 tahun 2004 dan UU No 33 tahun 2004), yang telah mengubah segala peraturan dari yang bersifat sentralistik (top down) menjadi desentralisasi. Pemerintah pusat telah memberikan kewenangan bagi masing-masing daerah untuk mengatur atau mengurus segalah urusan rumah tangga daerahnya masing-masing termasuk dalm hal pendidikan.
B.   Konsep Dasar
1.    Pengertian Mutu Pendidikan
Artinya gambaran dan karateristik menyeluruh yang menunjukan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan hal ini mencangkup input, proses, dan output pendidikan. Denga keterangan:
-       Input         : Sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-harapan.
-       Proses      : Pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, proses belajar mengajar, monitoring, dan evaluasi.
-       Output      : Kinerja sekolah (prestasi).
2.    Pola Baru Manajemen Pendidikan Masa Depan
Dengan diterapkannya otonomi, pengembilan keputusan partisipatif, ruang gerak luas, pendekatan profesional, desentralistik, motivasi diri, deregulasi, memengaruhi, memfasilitasi, mengelola resiko, menggunakan ruang seefisien mungkin, teamwork yang cerdas, informasi terbagi, pemberdayaan, organisasi datar.
3.    Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah
Sekolah memiliki kemandirian lebih besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibilitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan memiliki partipasi yang lebih besar dari kelompok-kelompok yang berkeppentingan dengan sekolah.

C.   Karateristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS sebagai sistem, memiliki komponen-komponen yang saling terkait secara sistematis satu sama lain, yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome. Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa demand dan support (permintaan dan dukungan) yang berpengaruh pada input sekolah. Evaluasi konteks berarti evaluasi tentang kebutuhan. Alat yang tepat untuk melakukan evaluasi konteks adalah penilaian kebutuhan (need assesment).
1.    Output Yang Diharapkan
Output adalah hasil nyata dari pelaksanaan MBS. Fokus evaluasi pada output adalah mengevaluasi sejauh mana sasaran (immediate objectives) yang diharapkan (kualiatas, kuantitas, waktu) telah dicapai oleh MBS. Outcome adalah hasil MBS jangka panjang yang berbeda dengan output yang hanya mengukur hasil MBS sesaat atau jangka pendek. Fokus evaluasi outcome adalah pada dampak MBS jangka panjang, baik dampak individual (tamatan SMP), institusional (SMP), dan sosial (masyarakat). Untuk melakukan evaluasi ini, pada umumnya digunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analisys).
2.    Proses
Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain, dalam MBS sebagai sistem, proses terdiri atas proses pengambilan keputusan. Proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, proses evaluasi sekolah, dan proses akuntabilitas. Dengan demikian, fokus evaluasi pada proses adalah pemantauan (monitoring) implementasi MBS sehingga dapat ditemukan informasi tentang konsistensi atau inkonsistensi antara rancangan atau desain MBS semula dan proses implementasi yang sebenarnya.
3.    Input Pendidikan
Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia dan siap karena dibutuhkan untuk melangsungkan proses. Esensi evaluasi pada input adalah untuk mendapatkan informasi tenatng ketersediaan dan kesiapan input sebagai prasyarat untuk berlangsungnya proses.

D.   Urusan-Urusan yang Menjadi Kewenangan dan Tanggung Jawab Sekolah
1.    Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Cara-cara belajar siswa aktif seperti active learning, cooperative learning, dan quantum learning perlu diterapkan.
2.    Perencanaan dan Evaluasi
Kebutuhan untuk meningkatkan mutu sekolah harus direcanakan terlebih dahulu dan dilakukan evaluasi yng dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan untuk mengevaluasi hasil dari program-program yag telah dilaksanakan.
3.    Pengelolaan Kurikulum
Melakukan diservisikasi, kurikulum, mengembangkan indicator-indikatornya, dan menyusun kurikulum satuan pendidikan.
4.    Pengelolaan Ketenangan
Menganalisis kebutuhan, perencanaan, rekuitmen, pengembangan, hadiah dan sanksi, hubungan kerja, evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah.
5.    Pengelolaan Fasilitas (Peralatan dan Perlengkapan)
Pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan,  pengembangan fasilitas.
6.    Pengelolaan Keuangan
Sekolah berhak melakukan pengalokasian, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilalkan pendapatan.
7.    Pelayanan Siswa
Penerimaan siswa baru, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau dunia kerja.
8.    Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan, keperdulia, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat (moral dan financial).
9.    Pengelolaan Iklim Sekolah
Berupa lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah. Kesehatan sekolah dan kegiatan yang terpusat pada siswa.

E.   Prakondisi MBS
Hal-hal yang diperlukan:
-       Kapasitas kelembagaan yang memadai,
-       Budaya yang kondusif,
-       Memiliki kemampuan membuat kebijakan,
-       Memiliki system untuk mempromosikan akuntabilitas sekolah, dan
-       Dukungan pemerintah pusat dan daerah.
F.    Pelaksanaan MBS
1.    Rasional dan Tujuan
Empat hal pokok untuk menuju MBS:
-       Perlu adanya perubahan peraturan perundang-undangan dibidang pendidikan saat ini.
-       Kebiasaan berperilaku unsure-unsur sekolah perlu di sesuaikan.
-       Sekolah yang biasa diatur perlu disesuaikan menjadi sekolah yang bermotivasi tinggi.
-       Hubungan antar unsur-unsur dalam sekolah, antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidika Provinsi perlu disesuaikan.
2.    Tahap-tahap Pelaksanaan
-       Melakukan sosialisasi MBS.
-       Memperbanyak mitra sekolah.
-       Merumuskan kembali aturan sekolah, peran, kebiasaan, dan hubungan unsur-unsur sekolah.
-       Menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik.
-       Mengklasifikasi fungsi dan aspek manajemen pendidikan (sekoah).
-       Meningkatkan kapasitas sekolah.
-       Meredistribusi kewenangan dan tanggung jawab.
-       Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasinya.
·         Desain RPS
·         Implementasi RPS
·         Evaluasi RPS
G.   Tugas dan Fungsi Jajaran Birokrasi
Pola manajemen baru lebih menekanka pada pemandirian dan pemberdayaan sekolah hal ini berarti sekolah merupakan unit utama kegiatan pendidikan, sedangkan birokrasi dan unsur-unsur lainnya merupakan unit pelayanan pendukung.

H.   Monitoring dan Evaluasi
1.    Rasional dan Tujuan
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan MBS. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mendapatkan informasi yag dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.    Komponen-komponen MBS yang Dimonitor dan Dievaluasi
Komponen-komponen yang terkait secara sistematis yaitu konteks, input, proses, output, outcome, dan juga pelaksanaan prinsip-prinsip MBS.
3.    Jenis Monitoring dan Evaluasi: Internal dan Eksternal
Ada 2 jenis yaitu:
-       Internal    : Dilakukan oleh sekolah itu sendiri (kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, warga sekolah lainnya).
-       Eksternal : Dilakukan oleh pihak eksternal sekolah (Dinas Pendidikan, pengawas, dan perguruan tinggi).

I.      Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan Mbs
Target-target yang harus dicapai oleh hasil MBS:
-       Pemerataan pendidikan,
-       Efektivitas dan efisien pendidikan,
-       Tata pengelolaan sekolah yang baik.

Bagian Lima Pengembangan Rencana Sekolah
A.   Pentingnya Pengembangan Rencana Pengembangan Sekolah
1.    Pengembangan program sekolah.
2.    Pengembangan kurikulum tingkat pendidikan.
3.    Pengembangan proses belajar mengajar (PMB).
4.    Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan.
5.    Pengembangan manajemen.
6.    Pengembangan sumberdaya dan pendanaan pendidikan.
7.    Pengembangan system penilaian.
8.    Pengembangan lingkungan sekolah.
9.    Pengembangan budaya sekolah.
10. Pengembangan kegiatan kesiswaan.
11. Pengembangan pendidikan teknologi dasar (PTD).
12. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup/PKH.
                
B.   Proses Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah
1.    Langkah-langkah penyusunan RPS
a.    Melakukan analisis lingkungan strategi sekolah.
b.    Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.
c.    Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan pada 5 tahun kedepan.
d.    Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan 5 tahun kedepan.
e.    Merumuskan visi sekolah.
f.     Merumuskan misi sekolah.
g.    Menentukan strategi pelaksanaan pada sekolah.
h.    Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan.
i.      Menentukan rencana biaya (alokasi dana).
j.      Membuat rencana pemantauan dan evaluasi.

C.   Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Operasional dalam RPS
1.    Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah.
2.    Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini.
3.    Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan.
4.    Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke depan.
5.    Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun kedepan.
6.    Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya.
7.    Melakukan analisis SWOT.
8.    Merumuskan dan mengidentifikasi alternative langkah-langkah persoalan.
9.    Menyusun rencana program.
10.  Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan.
11.  Menyusun rencana biaya.
12.  Menyusun rencana pelaksanaan program.
13.  Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi.
14. Membuat jadwal pelaksanaan program.
15.  Menentukan penanggung jawab program/kegiatan.

D.   Kriteria RPS yang Baik
1.    Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah.
2.    Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis situasi pendidikan sekolah saat ini.
3.    Kualitas dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang diharapkan.
4.    Analisis kesenian.
5.    Kelengkapan elemen Renstra.
6.    Cakupan jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi, dan kapasitas).
7.    Kemanfaatan serta kesesuaian Renstra & Renop dengan permasalahan pendidikan.
8.    Kelayakan strategi implementasi Renstra & Renop.
9.    Kelayakan rencana monitoring & evaluasi.
10. Kecukupan, kemukhtahiran, dan kerelevansian data.
11. Kelayakan anggaran antara rencana pendidikan, pendapatan, dan rencana belanja.
12. Tingkat partisipasi & keinklusifan unsure-unsur yang terkait dengan perencanaan.
13. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukung, dsb.
14. System, proses/prosedur, dan mekanisme penyusunan RPS.
15. Kelengkapan elememen Renop.

Bagian Enam Monitoring; Evaluasi dan Pelaporan
A.   Monitoring Pelaksanaan
Bertujuan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah potensial, apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak, sejauh maa endala dan hambatan ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dalam sekolah potensial.
B.   Evaluasi Hasil
Bertujuan untuk:
1.    Mengetahui tingkat keterlaksanaannya program.
2.    Mengetahui keberhasilan program.
3.    Sebagai bahan masukan dalam perencanaan penyelenggaraan sekolah potensial tahun berikutnya.
4.    Memberikan penilaian tentang kelayakan dilanjutkannya sebagai penerima dana bantuan pembinaan.
5.    Secara umu, melakukan pembinaan bagi sekolah potensial agar pada tahun berikutnya diperoleh hasil yang lebih baik/meningkat secara signifikan.

C.   Pelaksana Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporanya
1.    Tim Monitoring dan Evaluasi Provinsi
Dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
2.    Tim Monitoring dan Evaluasi Kabupaten/Kota
Dilaksanakan oleh tim ME dari Kabupaten/Kota.
3.    Laporan Monitoring dan Evaluasi
Untuk melihat kemajuan sekolah secara komprehensif dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul atau yang terjadi di masing-masing sekolah.

D.   Pelaporan Pelaksanaan
1.    Tingkat Sekolah
Pelaporan ini berupa semua hal yang dijalakan oleh ekolah beserta hasil-hasilnya dan termasuk penggunaan keuangannya.
2.    Tingkat Kabupaten/Kota
Dibuat berdasarkan laporan dari sekolah yang ada di kabupaten/kota ditempat sekolah tersebut berada.
3.    Tingkat Provinsi
Dibuat berdasarkan laporan dari kabupaten/kota yang ada diwilayahnya, selanjutnya dikirim oleh Dinas Pendidikan Provinsi ke pusat.
4.    Tingkat Direktorat Pembinaan SMP
  Merupakan kompilasi da agregasi semua laporan dari provinsi dan pada tingkat pusat akan dipetakan sekolah-sekolah potensial di seluruh Indonesia.  
Sumber: Dr. Rohiat, M. Pd,