Friday, February 1, 2013

Behavioral and Social Cognitive of Learning

Belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.

Seseorang dianggap belajar apabila dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Didalam aliran behaviorisme ini terdapat dua komponen penting yaitu input (berupa stimulus) dan output (berupa respon).

Prinsip yang digunakan para tokoh behaviorisme adalah :
1. Reinforcement and Punishment
Reinforcement adalah tindakan penguatan yang digunakan untuk meningkatkan frekuensi perilaku. Sedangkan punishment adalah tindakan penguatan yang dirancang untuk memperlemah perilaku (Slavin, 2009;185)
2. Primary and Secondary Reinforcement
Penguatan primer merupakan penguatan yang diberikan dalam wujud pemuasan kebutuhan dasar manusia. Sedangkan penguatan sekunder merupakan penguatan yang memperoleh nilai apabila penguatan tersebut dikaitkan dengan tindakan primer atau tindakan sekunder lainnya yang sudah terbentuk dengan baik. 
Terdapat 3 kategori dasar dalam penguatan sekunder yaitu ; penguatan sosial, penguatan kegiatan dan tindakan penguatan pertanda.
3. Prinsip Premarck
Prinsip premarck merupakan salah satu prinsip perilaku yang digunakan untuk meningkatkan kegiatan yang kurang diinginkan, dilihat dari kegiatan yang lebih menyenangkan.

Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik )
Disebut sebagai teori contiguity (keterdekatan dua objek atau lebih tanpa diselingi hal lain) dikembangkan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1894-1936). Teori Pavlov didasarkan pada reaksi system tak terkondisi dalam diri seseorang, reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom, serta gerak reflek setelah menerima stimulus dari luar.

Operant Conditioning (Pengkondisian Operan)
Dikaitkan dengan perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang timbul dari perilaku yang ditampilkan dan secara alami konsekuensi tersebut dapat memodifikasi perilaku makhluk hidup yang bersangkutan di masa yang akan datang.

Strategi Pembelajaran berbasis Teori Behavioral
Teori atau pendekatan behaviorisme dalam pembelajaran atau pendidikan dikenal dengan sebutan behavioral outcome. Penerapan teori behavioral dalam dunia pendidikan atau pembelajarn tercermin dalam perumusan tujuan pembelajaran, penerapan metode pembelajaran, penerapan mesin pembelajaran atau lebih dikenal dengan istilah pembelajaran terprogram atau programmed instruction, pembelajaran individual atau individual intructional, pembelajarn dengan bantuan komputer atau computer-assisted learning dan pendekatan sistem

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
  1. ceramah;
  2. demonstrasi;
  3. diskusi;
  4. simulasi;
  5. laboratorium;
  6. pengalaman lapangan;
  7. brainstorming;
  8. debat,
Teori sosial kognitif dalam belajar
Teori kognitif sosial, yang dikembangkan oleh Albert  Bandura, didasarkan atas proposisi bahwa baik proses sosial  maupun proses kognitif adalah sentral bagi  pemahaman  mengenai motivasi, emosi, dan tindakan manusia.
Beberapa pe,belajaran dalam teori social learning kognitif:
  1. Observational Learning
  2. Self Management (Manajemen Diri)
  3. Self Instructional (Instruksi Diri)
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.  
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukumanImplikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. 
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.  

No comments:

Post a Comment